perkembangan sosio emosi kanak kanak prasekolah

Berpendapat bahwa anak membentuk konsep atau skema mengeai karakteristik laki-laki dan wanita dengan didasrkan pada sejarah belajar dan sosial anak. Kombinasi dari elemen teori belajar sosial dan kognitif. Teori kognitif melihat belajar peran jenis sebagai salah contoh timbulnya pemahaman anak mengenai kategori, skrip, dan skema Gender schema theory:   Teori belajar sosial menjelaskan bahwa perkembangan peran jenis melalui reward dan punishment. Perspektif teoritis : Sex-Typed Behavior and Gender-Role Development  Pemahaman bahwa jenis kelamin itu permanen/tetap meskipun secara permukaan berubah. Pemisahan jenis kelamin tampak di sekolah dan ketika berinteraksi dengan teman sebaya. Peran laki-laki lebih instrumental dan peran wanita lebih expressive.

Pada usia 4-5, anak-anak mulai belajar kepercayaan budaya secara abstrak tentang peran jenis. Orangtua dan teman sebaya secara umum mendukung permainan yang sesuai dengan jenis kelamin dan menunjukkan ketidaksetujuan pada permainan yang tidak sesuai dengan jenis kelamin. Pada umur 3 sampai 4, sex-typed behavior meningkat. Sampai umur 2, anak mulai menunjukkan pilihan mainan yang berkaitan dengan jenis kelamin.

Sex-typed behavior berkembang secara bertahap. Gender-role concept: pengetahuan mengenai stereotip budaya mengenai laki-laki dan wanita Gender and the Self Sex-typed behavior: Perilaku mengikuti harapan budaya tentang apa yang sesuai untuk laki-laki atau apa yang sesuai untuk wanita Kontrol diri Kemampuan untuk mengatur diri sendiri dalam beraktivitas Melakukan penyesuaian perilaku dan ekspresi emosi yang sesuai dalam suatu situasi. Kontrol diri : Kemampuan untuk menekan beberapa perilaku seperti berlari perlahan-lahan, berbicara perlahan Pengaturan diri (Self-regulation):   Permission required for reproduction or display. Tumbuhnya kemampuan anak untuk mentoleransi frustasi dan keterlambatan Munculnya kemampuan berimaginasi dan bermain simbolik Copyright © 2004 The McGraw-Hill Companies, Inc. Bahasa dan kemampuan kognitif yang membuat anak mampu berpikir,merencanakan, dan melakukan pemecahan masalah. Kepercayaan diri anak didukung oleh beberapa kemampuan yang sudah dimiliki anak : Ketrampilan motorik seperi memanjat dan memanipulasi obyek. Inisiatif adalah perasaan bebas pada diri anak untuk melakukan tujuan tertentu.Kepercayaan diri Erikson :Initiative Vs Guilt Level 0: anak belum memahami bahwa dalam dirinya dapat terjadi ada 2 emosi dalam satu waktu Level 1 : anak dapat mengkategorikan emosi negatif dan positif paham bahwa dalam dirinya dapat terjadi ada 2 emosi dalam satu waktu tetapi masih dalam satu kategori dan terhadap hal yang sama Level 2: anak paham bahwa dalam dirinya dapat terjadi adanya 2 emosi dalam satu kategori mengenai hal yang berbeda level 3 : anak paham bahwa dalam dirinya dapat terjadi adanya 2 emosi dalam kategori yang berbeda mengenai hal yang berbeda Level 4 :anak paham bahwa dalam dirinya dapat terjadi adanya 2 emosi dalam kategori yang berbeda mengenai hal yang sama Memahami emosi Pemahaman emosi membimbing perilaku anak dalam situasi sosial dan untuk membicarakan perasaannya Tahap pemahaman mengenai emosi simultan (Harter):  Single representations Representational mappings Representational systems Tahap perubahan self definition pada usia 5 – 7 tahun (neo-piagetian):    Self-definition: sekelompok karakteristik yang digunakan untuk menggambarkan diri. Gambaran dan evaluasi mental mengenai kemampuan dan sifat-sifat diri.

Perkembangan self (diri) Bermain (play) Peran jenis (gender) Hubungan dengan teman sebaya Pengasuhan (parenting) Photo copyright © 2003 Used with permission.Ĭopyright © 2004 The McGraw-Hill Companies, Inc. Perkembangan Sosial dan Emosional Pada Masa Kanak-kanak Awal (Early Childhood)

Perkembangan sosio emosi kanak kanak prasekolah